LOSO: Menghidupkan Kembali Tradisi Libu Para Magau Demi Menjaga Keadatan dan Kearifan Leluhur
Sigi, 29 Juni 2025 – Di tengah arus modernisasi yang semakin cepat, para tokoh adat dan keturunan Magau dari berbagai wilayah kembali menggugah kesadaran bersama untuk melestarikan nilai-nilai luhur warisan leluhur. Salah satunya adalah dengan menghidupkan kembali LOSO, sebuah tradisi Libu atau musyawarah yang dahulu menjadi bagian penting dalam tata kelola masyarakat adat di bawah kepemimpinan para Magau.
LOSO bukanlah sekadar pertemuan biasa. Ini adalah ruang sakral bagi para Magau dan keturunannya untuk bermusyawarah, menetapkan kebijakan, serta menyusun program-program penting yang berkaitan dengan wilayah kekuasaan dan tanggung jawab masing-masing. Dalam tradisi ini, setiap Magau memiliki kedudukan yang diakui secara adat, dengan kewenangan yang dihormati satu sama lain.
Kini, di tengah sistem pemerintahan modern yang tidak lagi menganut struktur Magau, LOSO hadir kembali sebagai bentuk pelestarian budaya dan upaya merevitalisasi tatanan kearifan lokal. Melalui LOSO, para keturunan Magau bersepakat untuk saling mengakui batas wilayah dan kewenangan adat masing-masing. Kesepahaman ini akan ditandai secara simbolis melalui penandatanganan plakat bersama sebuah langkah penting demi menjaga harmoni dan penghormatan terhadap adat istiadat.
"LOSO bukan hanya mengenang masa lalu, tapi menjadi pijakan masa depan untuk menjaga marwah adat kita. Di era yang serba cepat ini, budaya bisa hilang kalau tidak kita jaga bersama," ujar salah satu keturunan Magau saat diwawancarai.
Kegiatan LOSO ini juga diharapkan menjadi agenda rutin, serta menjadi contoh konkret bagi generasi muda tentang pentingnya merawat identitas budaya dan nilai-nilai musyawarah. Bukan hanya sebagai simbol, tetapi sebagai sarana aktif dalam menyelesaikan persoalan sosial, budaya, dan wilayah secara adat.
Dengan digelarnya LOSO, masyarakat adat setempat berharap tercipta kembali ruang-ruang dialog kultural yang inklusif dan bermartabat, serta memperkuat pondasi keberagaman dalam bingkai persatuan.
Komentar
Posting Komentar